Unggulan
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Proporsi Keinginan Manusia di depan Takdir Tuhan
Tuhan menciptakan manusia dengan berbagai macam suku bangsa dan budaya berbeda, namun hal itu tidak menghilangkan hakikat manusia itu diciptakan; menjadi seorang hamba. Hanya seorang hamba. Untuk menjadi hamba yang sejati, perlu punya kemampuan berbeda dari makhluk tuhan lainnya. Dengan kemampuan ini manusia bisa melaksanakn tugasnya sebagai wakil tuhan; memakmurkan bumi, membangun sejarah, dan menjadi khalifah allah di bumi. Termasuk kemampuan yang diberikan allah terhadap manusia untuk sampai pada tujuan tersebut, ialah kemampuan berpikir (akal), dan ini merupakan rahasia penciptaan dan alasan tuhan memilih manuasia untuk menjadi kholifah di bumi dibandingkan makhluk lainnnya.
Dengan kemampuan berpikir yang dimiliki manusia, ia bisa melaksanakan amanah yang agung ini, mentadabburi segala sesuatu yang terjadi serta merencanakan pelbagai konsep hidup baik yang berujung pada kebahagiaan dan kedamaian. Maka tidak berlebihan jika manusia yang tidak berpikir bisa dikatakan melalaikan amanah ini, bahkan bisa dikatakan menghilangkan jati dirinya sebagai manusia. Peran akal untuk menjalankan tugas ini sebagai perancang dan pelaksana dari berbagai tugas yang diemban, harus mempunyai bantuan sisi lain dari akal, yang mampu menggerakan khayalan dan pirkiran menjadi realistis. Dengan kata lain akal sendiri tidak biasa mengaplikasikan pikirannya sendiri tanpa ada dorongan hal yang di luar akal. Munkin bisa dikatakan hal itu ialah kehendak atau keinginan. Akal tanpa keinginan tak akan terlaksana apa yang dipikirkan.
Dalam kehidupan ini kita sering dihadapkan dengan berbagai keinginan dan kehendak. Kita merasakan hal itu ketika suara hati kita berkata. Namun hal ini sudah biasa dirasakan oleh golongan dewasa ini. Hal ini menjadi wajar, bahkan sesuai dengan kehendak sang maha pencipta tatkala meciptakan manusia pertama kalinya. Disamping di beri keistimewaan berpikir, kita diberi suatu yang sangat berharga, yaitu kehendak atau keinginan. Ini terlepas dari adanya seseorang yang tidak punya kehendak sama sekali. Kita hanya ingin berbicara sesuai dengan hal biasa dan wajar.
Berbicara kehendak ataupun keinginan, kita sering menanyakan hal itu pada diri kita sendiri. Apa sih keinginan ini? Masihkah ada peran dalam jalan kehidupan kita sebagai manusia? Lebih dalam lagi, dimana sih posisi keinginan ini di depan kehendak tuhan?. Bukankah semuanya sudah dikehendaki oleh sang maha pencipta?. Terus Apakah keinginan yang ada dalam diri kita bebas berkeinginan apa saja?. Bukankah semuanya sudah ada takdir di belakang keinginan itu semua?.
Mengenai hal ini al-Buthi menjelaskan posisi keinginan manusia di depan kehendak tuhan dengan tegas, bahwa apa yang kita inginkan, apapun itu, berjalan dalam naungan kehendak tuhan. Dengan kata lain sesuatu yang kita inginkan juga termasuk kehendak tuhan. Jika hal apa yang kita inginkan bukan kehendak tuhan, maka kita memposisikan kehendak kita terlepas dari kehendak tuhan, dan itu mustahil adanya bagi allah. Namun yang harus di garis bawahi di sini, bahwa kehendak tuhan itu tidak bersifat mengharuskan atau wajib; Maksudnya kita tidak punya kehendak sama sekali di depan kehendak tuhan. Semuanya sudah dikehendaki oleh allah. Namun nyatanya bukan seperti itu. Jadi keinginan yang ada dalam diri manusia itu bersifat bebas. Tidak ada paksaan.
Dalam hal ini al-bhuti memperjelas, bahwa kehendak kita di depan allah seperti tuan yang punya pembantu. Untuk menguji kesetiaan pembantunya sang tuan memberi sejumlah uang untuk membeli kebutuhan sehari-harinya di pasar. Namun sang tuan memberi kebebasan kehendak dalam tindakan sang pembantu. Dengan kata lain pembantu itu bebas melakukan apa saja menurut kata hatinya. Tidak ada paksaan dalam keinginan pembantu karena sang tuan sudah memberikan kebebasan dalam tindakan sang pembantu. Maka apa hasilnya nanti itu tidak terlepas dari keinginan sang tuan. Baik menepati atau tidak. Jadi di sini jelas posisi keinginan manusia di depan kehendak tuhan sama halnya dengan keinginan tuan dengan pembantunya tadi. Allah memberikan kebebasan dalam keinginan kita sebagai manusia.
Ada yang mengatakan, "untuk apa masih berkeinginan terlalu jauh, toh semuanya sudah berada dalam takdir dan kehendak tuhan." Pandangan seakan ingin menghilang kan "keinginan" yang ada di setiap manusia, yang mana keinginan itu termasuk pemberian berharga dari sang maha pencipta di samping akal. Kata dr. Hamdi zaqzuq pandangan seperti ini sama halnya menghapus "kemanusiaan" dari manusia itu sendiri. Maka sekali lagi keinginan kita bersifat bebas.
Namun walaupun begitu, keinginan sebebas-bebasnya masih berada dalam naungan kehendak allah. Tidak bisa kita melepaskan keinginan itu dari kehendak tuhan. Kalau itu terjadi, maka apa yg kita inginkan terlepas dari kehendak tuhan. Sedangkan kehendak tuhan bersifat mutlak. Dan mencakup pada semua keinginan kita. Maka hal itu terjadi kita memasukkan hal mustahil bagi allah.
Maka untuk memposisikan "keinginan" kita, kita bisa mnegatakan bahwa keinginan yang ada dalam diri manusia tidak wajib atau bersifat paksa; dengan arti kita masih punya ikhtiar dan keinginan di depan kehendak tuhan. Dan tidak sebebas-bebasnya; artinya keinginan kita masih berada di bawah kehendak tuhan dan takdirnya. Dengan kata lain Tidak melepaskan "keinginan" manusia dari kehendak allah.
Sering kita berada dalam keinginan namun ujungnya tidak sesuai dengan kehendak kita, dan kita mengira itu bukan takdir kita. Namun hal itu bukan seperti itu adanya, keinginan Yang tidak tersampai itu juga termasuk kehendak dan takdir allah. Karena takdir sendiri, kata al-Khatabi, bukanlah allah mengharuskan atau memakasa hambanya sesuai dengan kehendaknya. Namun takdir ialah pemberitahuan bahwa allah sudah mengetahui segala hal yang akan terjadi dan menjadikannya ada sesuai sifat "tahu" itu. Maka dari sini keinginan kita yang tidak tersampai itu juga termasuk takdir dan kehendak allah. Sampai sini tidak ada kata bertentangan antara "keinginan" manusia dengan "takdir" tuhan.
Oleh karena itu marilah kita berkeinginan sebebas-bebasnya serta menjaga hubungan antara keinginan itu dengan kehendak allah.
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Komentar
Posting Komentar