Langsung ke konten utama

Unggulan

Cairo is My Dream

                                     1
                     Hari pertama di Cairo

Sekitar jam 10: 30, 21 september 2017, aku sampai di Cairo Airport, tidak menyangka sebelumnya anak desa yang berlumuran lumut dulu bisa sampai di negeri dongeng ini, dengan menaiki pesawat terbang melintasi berbagai negara Asia tepat di bawah telapak kakiku, negeri impian yang pernah dulu aku mimpikan ternyata sekarang bukan hanya menjadi negeri dongeng lagi, tapi sekarang sudah menjelma menjadi kenyataan, negeri yang dulu sempat diceritakan oleh guru-guru di pondok dengan cerita begitu seru dan menyenangkan sampai lupa pelajaran apa yang kita pelajaran hari itu, dan sekarang negeri itu tepat ada di bawah telapak kakiku, alhamdulillah. Bibirku tidak berhenti mengucapkan syukur atas hal yang sudah diberikannya ini. 

lulusan pondok pada tahun ini yang dinyatakan lulus untuk meneruskan Pendidikan meraka ke negeri ini lumayan banyak, sekitar empat belas orang, aku termasuk di dalamnya. Senang rasanya berada di antara meraka yang terlihat sangat antusias sekali ingin merasakan Pendidikan meraka di negara ini, negara seribu Menara kata mereka. 

Menjadi rutinitas, para senior menjemput kami yang masih buta pengalaman ini di Bandara, kami disambut dengan hangat oleh mereka dengan memasang wajah Bahagia, tidak tahu alasan mengapa mereka sebegitu bahagianya melihat kami, kami pun begitu, walapun masih ada yang tidak kami kenal. Namun kami terlihat seperti teman yang sudah lama kenal. Seperti seorang ibu yang Bahagia atas keadatangan anaknya. He

Dengan beberapa pose foto yang kami lakukan di bandara untuk mengabadikan kedatangan kami, kami akhirnya dibawa ke tempat tinggal yang akan kami tempati selama belajar di sini, dengan menggunakan bus agak kecil kita berangkat meninggalkan bandara.  Katanya lokasinya tidak begitu jauh dari bandara, sekitar dua kilo saja, kata mereka lokasinya terletak di Asyir, salah satu Kawasan yang berada di Cairo.

Hal pertama yang aku rasakan berbeda dari suasana Indo adalah suhu panas negara Egypt, panasnya lebih berkilau daripada panas di Indo, tetapi anehnya panas di sini rasanya tidak sepanas di Indo. kata senior ketika musim panas nanti suhu cuaca di negeri kinanah ini bisa mencapai 45 C. angka yang lumayan tinggi dibandingkan di indo, rata-rata di Indo sepanas apapun tidak sampai empat puluhan, mentoknya 30\35 c (kira-kira). parahnya lagi, kata senior ketika akhir desember nanti cuaca lebih dingin, dengan perkiraan cuaca 14 sampai 13 c. aku tidak bisa membayangkan nanti betapa dinginnya cuaca pada bulan itu, maklum juga aku masih belum pernah merasakan musim dingin, jadi agak penasaran, dan munkin ini pengalaman pertama buat aku dan teman-teman menjalani hidup dengan suhu lebih dingin dari standart yang ada di negara kami. Namun hal itu tidak menjadi masalah bagi kami, karena sebelum kami berangkat kami sudah diperingatkan senior untuk membawa seperangkat jaket yang agak tebal yang tahan atas suhu dingin.

Aku masih penasaran dengan bayanganku dulu tentang kota Cairo, menurut bayanganku dulu cairo adalah sebuah negeri yang indah seperti yang ada dalam dongeng, seperti sebuah hutan yang dipenuhi air dan buah-buahan yang dilihat oleh para pengembara tatkala mereka haus, atau seperti tetesan cleopatra yang sangat indah dilihat oleh para pujangga, kisah yang sempat aku baca dulu, namun entah apakah benar atau tidak aku masih membayangkannya.

Bus itu mulai berjalan melewati bandara dan tampak di sepanjang pinggir jalan padang pasir yang terlihat terhampar sangat luas dengan beberapa bagunan yang roboh sisa zaman dulu kayaknya, hal itu membuatku tidak ingin menghilangkan kesempatan untuk terus melihat ke luar jendela bus, sangat memukau dan indah, pandangan khas timur tengah yang di kenal dengan padang pasirnya, tanah yang sempat di kunjungi oleh beberapa para nabi terdahulu. tidak pernah aku lihat pemandangan kayak ini, karena di desa dulu hanya melihat sebuah sawah yang terbentang luas di sepanjang pinggir jalan dan kali ini mejadi pemandangan berbeda dari sebelumya. walaupun sangat disayangkan sebagian orang tidak memperhatikan pemandangan ini dengan membuang sampah sembarangan dan hampir merusak pemandangan yang indah ini, aku hanya bisa merasa sayang sekali akan hal itu, ironis.

aku jadi teringat perkataan salah satu guruku dulu “jangan kecewa ya kalau cairo tidak seindah dengan apa yang kalian bayangkan” munkin inilah maksud dari perkatannya itu, tidak selamanya cairo terlihat indah, pasti ada sisi buruk yang tidak kita suka.

aku hanya tersenyum di balik jendela bus yang kami tumpangi, yang terus membawa kami menelusuri kota cairo menuju ke persinggahan kami nanti, dan aku ingin melupakan apa yang aku lihat tadi, aku tidak ingin menghilangkan keindahan yang sangat luar biasa ini gara-gara perbuatan manusia itu. Bus itu terus berjalan pelan, terlihat di sepinggir jalan perumahan yang berbentuk seperti kubus berjajar dengan rapi dengan warna kepasir-pasiran, agak berdebu, namun seakan-akan menambah keindahan pemandangan yang aku lihat, rumah kubus tersebut ada yang berlantai 5 bahkan ada yang berlantai 10, seperti bangunan pencakar langit saja.

Perlahan bus meninggalkan perumahan tersebut sampai akhirnya kami tepat di samping pasar di pinggir jalan, terdapat orang-orang arab -kata orang kampung dulu-, sibuk mejalani dagangan mereka, macam-macam yang mereka jual di pasar itu, mulai dari berbagai macam buah-buahan,  mulai dari anggur, delima , semangka, dan ada juga yang sempat menarik perhatianku, yaitu buah kurma muda yang disebut balah kata seniorku, baru pertama kali aku melihat buah kurma muda kayak ini, karena sebelumnya aku hanya melihat buah kurma yang sudah matang yang banyak di jual di pasar ampel. Yang membuat aku seneng bahwa buah-buahan di negara Egypt ini sangatlah murah, sekilonya ada yang hanya llima ribuan saja, hal ini juga membuat aku kebih ingin menikmati hidup di negeri dongeng ini semakin lama lagi, menemukan hal yang lebih menarik dari ini.

Tiba-tiba bus tersebut berhenti tepat di hadapan rumah kubus berlantai 5 kayaknya, barulah kami siap-siap turun dan menurunkan koper yang kami bawa dari indo yang berisi beberapa pakaian dan oleh-oleh khas indoneisa untuk para teman-teman yang sudah lama tinggal di sini, pasti mereka sudah rindu akan makanan khas indo yang menggiurkan lidah itu karena sudah lama mereka tidak menyantapnya.

dan kami dibawa ke satu flat yang berada di lantai  2 dari bangunan itu, barulah kami bersua bercanda dan saling bernostalgia Bersama di ruangan kecil yang penuh cerita hari itu, rumah tinggal baru kami.

 


  

Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer