Langsung ke konten utama

Unggulan

Darbul Ahmar

Di persimpangan jalan
Dibangun rumah-rumah
dibentuk jiwa-jiwa gelisah
Di balik jendela bangunan tua itu
Matanya menyoroti pejalan kaki
Mondar-mandir saling berganti
Sesekali ia memperhatikan wajah-wajah
Kadang memalingkan rawut muka
Seperti memenjarakan dirinya
di balik kamar itu
Kakinya seakan menyusuri jalan-jalan 
darbul ahmar
sambil menggantungkan nasib
Lalu menenggelamkan sepasang mata 
pada lorong-lorong takdir
orang-orang terlelap pada kemilauan
lampu-lampu malamnya.



*Tidak nyangka, yang ke-100. 

Komentar

Postingan Populer