Langsung ke konten utama

Unggulan

secangkir kopi

Sebuah kopi yang ku temukan di ukiran secarik buku. Ku pikir tidak ada ujungnya ia diartikan, diabstrakkan dengan berbagai macam makna. Di pandangan orang tua renta ia hanya sebagai pelengkap pagi hari sebagai teman masa tua. Di genggaman petani ia di artikan sebagai anak yang dirawat hingga matang. Sedang bagi penikmatnya ia sebagai obat lara yang kunjung menyembuhkan luka sebagaimana yang tertulis di buku itu "Ana fi garami qohwah". Sedang bagiku, ia sebagai perpaduan rasa yang pas; manis tatkala ia dirasakan sebagai pelipur kesedihan yang tak kunjung hilang, dan pahit dikala ia kehilangan ampas yang dikiranya tak kan pernah meninggalkan.

Komentar

Postingan Populer