Unggulan
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
TANAH AIR
Sebutir debu yang mereka katakan itu, berubah menjadi sebidang tanah berpenghuni. Berbondong-bondong sejarah manusia melekatkan diri, meratap, dan menikmati. Sampai debu itu bukan hanya sebutir debu yang tak bernilai, tapi menjelma menjadi tempat yang penuh dengan pengetahuan, peradaban, keindahan, kesatuan, dan persaudaraan.
Mampu menyatukan yang awalnya terpisah, berceraiberai, menjadi satu bangunan kokoh yang diwarnai dengan keberagaman karakter, watak yang berbeda. Bahkan menyangkut keyakinan. tidak ada yang mampu meruntuhkan bangunan yang kokoh itu.
Tempat ini memberikan rasa bagi setiap penghuninya, kecondongan hati yang terus menerus membujuk jiwa, yang membuat sang pujangga terus melantunkan syair-Sair rindu melampiaskan rasa cinta terhadapnya. Sebutir debu ini mampu mengerakkan jiwa mereka atas kecintaan, kerinduan, yang kita sebut "Tanah air".
Al-Gazali berkata "Kokohnya agama butuh pada tegal dan tentramnya dunia". Begitulah ia mencoba mengisyaratkan bahwa sebutir debu ini bukan hanya debu biasa. Pun mencintainya bagian dari fitrah yang diberikan tuhan pada setiap penghuninya. Tidaklah manusia merasakan ada rasa keterikatan yang mendalam pada tanah air ini.
Orang-orang berpengetahun mencoba memperjelas bahwa tanah air merupakan tempat di mana mereka membangun sejarah mereka masing-masing. Membangun peradaban yang mampu melampaui batas waktu dan tempat. Maka sekali lagi bukan hanya sebutir debu yang tak bernilai.
Lagi-lagi, Ar-Razi dalam Tafsirnya mencoba menafsirkan ayat an-Nisa': 66 berkata "Allah menjadikan berpisah dari tanah air setara dengan membunuh jiwa" Menunjukkan bahwa hubungan jiwa pada tanah air dan mencintainya adalah hal yang kokoh berada dalam setiap jiwa.
Diriwayatkan dari Anas bin Malik bahwa, "ketika Nabi datang dari suatu perjalanan dan melihat dinding madinah ia bergegas maju menghampirinya, dan tatkala di atas tunggangannya ia mengerakkannya menuju madinah, karena rasa cinta yang mendalam pada kota ini". Inilah bentuk tindakan Nabi yang menunjukan kedalaman cinta nabi pada tanah air.
Begitulah, tanah air punya tempat tersendiri dalam setiap hati Manusia. Berpisah dengannya seakan ada hal yang hilang yang tak utuh lagi. Karena bagi mereka ia adalah tempat yang mampu menentramkan, menghidupkan, menyelamatkan, dan mampu memberikan kedamaian yang tak terhingga. Ketentraman dan kedamaian inilah yang patut mereka jaga. Sampai Ibrohim bin Adham pernah berkata "tidak ada yang lebih berat tentang apa yang saya tinggalkan daripada meninggalkan dan berpisah dengan tanah air".
Dan pada akhirnya sebutir debu ini mampu memberikan cinta dan rindu pada setiap jiwa-jiwa yang berkelana dan mampu menjelma menjadi tempat yang indah yang penuh dengan ketenangan, ketentraman, persaudaraan, dan peradaban. Seperti yang dikatakan ibnu jauzi "Tanah air adalah bentuk cinta yang abadi", bukan lagi sebutir debu yang hina.
Fadal mohamad
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Komentar
Posting Komentar